Tidur merupakan sebuah kondisi ketika
tubuh dan jiwa berhenti beberapa jam setiap malam, saat itu semua sistem
syaraf berhenti beraktifitas, mata tertutup, dan semua otot berada
dalam keadan relaks dan kesadaran pun terhenti sejenak
(oxforddictionaries.com). Setiap manusia membutuhkan tidur baik sebagai
sebuah istirahat panjang ataupun sesaat. Namun terkadang dialami dan
dilakukan secara berlebihan atau bahkan sangat kurang. Berikut adalah 5
kelainan tidur yang dialami oleh manusia:
1. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan sebuah kelainan
tidur yang jarang diderita, dikatan ini terjadi pada 200 orang di dunia
hingga saat ini. Kelainan ini merupakan kondisi tidur yang durasinya
sangat lama, bahkan hingga 18 jam setiap harinya, lebih ekstrim lagi
sehari hingga berminggu-minggu. Dikatakan pula bahwa terjadi 10 kali
serangan terhadap penderitanya dalam setiap tahunnya. Sebelum seseorang
didera oleh hipersomnia, ia biasanya seperti sedang menderita gejala
flu, dan sakit kepala yang berkepanjangan. Serangan ini juga akan
menyebabkan berat badan bertambah dan keringat berlebihan. Sindrom
Kleine-Levin merupakan sebuah hipersomnia yang ditandai oleh perilaku
aneh selama serangan, makan berlebihan, banyak gerak, bingung,
berhalusinasi, dan hiperseksualitas. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
hipersomnia ini disebabkan oleh hormone yang tidak seimbang.
2. REM-Sleep Behavior Disorder (RBD)
REM-Sleep Behavior Disorder (RBD),
REM-kelainan perilaku saat tidur, merupakan sebuah kalainan tidur yang
dikategorikan sebagai parasomnia. Parasomnia terjadi ketika sebuah
peristiwa yang tidak diinginkan terjadi dalam keadaan tertidur. Kelainan
ini dikatakan dapat menyebabkan si penderitanya bertingkah laku seperti
respon yang dilakukannya di dalam mimpi saat tertidur. RBD biasanya
disertai dengan tidur berjalan, terror tidur, sebagaimana melantur.
Kebanyakan mimpi yang dialami dipenuhi oleh adegan aksi/aktif dan
terkadang kekerasan. RBD ditandai dengan sumpah serapah, teriakan,
pukulan, tendangan, dan melakukan apa yang dilakukan orang saat
berkelahi. Jika tidak ditangani, RBD akan lebih buruk dan menyakiti.
Kelainan ini banyak dialami oleh kaum lelaki terutama yang menderita
multi gangguan syaraf atrofi atau Parkinson.
3. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)
Sindrom ini salah satu dari beberapa
kelainan tidur manusia, yang menyebabkan seseorang akan mendengar suara
ledakan keras beberapa saat sebelum jatuh tidur. Walaupun seperti hanya
terjadi di dalam sebuah film, kelainan ini adalah seseuatu yang nyata
dan sering terjadi ketika berjalan di pertengahan malam hari. Beberapa
pantulan suara yang disebabkan oleh ledakan bom atau suara bantingan
yang sangat keras. Suara ini menyebabkan penderitaan hebat seringkalai
mengganggu tidur. Tidak banyak kasus sindrom ini dilaporkan, namun
seorang pasien beurumr 10 tahu didagnosa mengalami sindrom ini.
4. Kelumpuhan Tidur (Sleep paralysis)
Kelumpuhan Saat Tidur (Sleep Paralysis),
ini ditandai dengan ketidak-mampuan tubuh untuk bergerak ketika dalam
keadaan tertidur ataupun ketika terbangun dari tidur.ketika dalam
keadaan tertidur, tubuh akan mengalami sebuah peristiwa yang disebut
atonia, yaitu keadaan tubuh yang tenang dan kaku. Bagaimanapun, dalam
kelumpuhan tidur, atonia terjadi ketika terjaga ataupun jatuh tertidur,
bahkan selama dalam keadaan tertidur. Dalam beberapa kasus seseorang tak
dapat bergerak ataupun berbicara. Kelumpuhan tidur ini dapat terjadi
beberapa menit, namun biasanya sembuh dengan sendirinya. Beberapa orang
percaya bahwa kelainan ini merupakan hal yang lumrah, dikatakan bahwa
lebih dari 40% manusia pernah mengalaminya.
5. Sindrom Terjaga (24 jam tanpa tidur)
Sebuah sindrom yang jarang bisa diobati
secara baik oleh para dokter, yakni terjaga 24 jam. Sebagai manusia kita
memiliki ritme sirkadian yang disebut memiliki hubungan dengan adanya
kelainan 24 jam terjaga, setiap harinya. Tentu saja ritme ini berbeda,
namun biasanya setiap orang memiliki ritme sirkadian dalam 24-25 jamnya.
Bagi para pednerita sindrom terjaga, mereka tidak meiliki ritme yang
stabil, “jam tubuh.” Bahkan seringkali ritmenya tertunda dan dimulai
setelah 26 jam kemudian atau lebih. Beberapa bahkan dimulai pada 72 jam
kemudian sebagai ritme tubuh kesehariannya. Mereka yang terjaga selama
72 jam akan tertidur selama 48 jam, mereka yang terjaga selama 26 jam
akan tertidur selama 16 jam. Umumnya orang yang menderita sindrom ini
tidurnya lebih lama dua jam dibandingkan mereka yang normal.
0 komentar:
Posting Komentar